Tari Pendet pada awalnya
merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadat umat
Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata
ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat
datang", meski tetap mengandung anasir yang
sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967).
Pendet
merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti
halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet
dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa
maupun gadis.
Tarian
ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar.
Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang
mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari
putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan
secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang
di halaman pura dan biasanya
menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan
masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
Kontroversi Pendet 2009
Tari
pendet menjadi sorotan media Indonesia karena tampil dalam program televisi
Enigmatic Malaysia Discovery
Channel. Menurut pemerintah Malaysia, mereka tidak
bertanggung jawab atas iklan tersebut karena dibuat oleh Discovery Channel
Singapura, kemudian Discovery TV melayangkan surat permohonan maaf kepada kedua
negara, dan menyatakan bahwa jaringan televisi itu bertanggung jawab penuh atas
penayangan iklan program tersebut. Meskipun demikian, insiden penayangan pendet
dalam program televisi mengenai Malaysia ini sempat memicu sentimen
Anti-Malaysia di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar